Selasa, 06 Maret 2012

SAJAK - SAJAK KENANGAN


RINTIH

bulan retak,
waktu kemudian mencabiknya
jadi sobekan-sobekan kecil
berendakan kenangan

aku tak henti menengadah
berharap ada sisa hari
yang sudi menjelmakanmu kembali
di antara gulungan awan hitam

petir malah menghardikku
untuk segera pulang dan pergi tidur
tapi aku tak perduli
tegak bersandar pada tonggak malam

gerimis perlahan membujuk
hingga akhirnya aku pun tertunduk layu
kuyup dalam deras  air mata
karena engkau malah  dilarikan siang

geerte, 28 pebruari 2012 -  02.15



 
PECUNDANG

di selasar pagi aku menunggu
hingga lamunan menggenapkanku jadi pecundang
saat penghulu datang untuk  menuntunmu
engkau melafalkan yang diucapkannya tanpa  pemberontakan
dan semudah membalik telapak tangan
statusmu pun berubah

aku segera menggulung kenangan
seperti menarik benang
yang  layangannya putus
hampa tanpa daya
menggantung lemas  pada sehasta tanganku

sekelebat matamu menusuk retinaku
menghantarkan jarum-jarum kecil
yang tak henti melaju menuju muara aliran darah
menggetarkan sukma yang mengawang,
tapi hatiku telah kebas

ketika ucapan selamat disemat untuk kedua mempelai
tanpa diduga engkau malah memelukku erat
dan jarum-jarum beracun berhamburan dari pori-pori kulitmu
menyusup menuju jantung
yang hampir saja kehabisan detak


bandung, 4 maret 2012 /  08.26 pm



SAJAK SECANGKIR KOPI

secangkir kopi
setangkup puisi
kepulan hangat kenangan
pada sisa keping-keping senja
lenyap dalam senyap
saat pelita disembuyikan malam
bersamamu…


garut, januari 2012

 


CATATAN  DI PENGHUJUNG TAHUN

betapa terjal jurang
menuju esok
saat meniti tebing hari
pada akhir perjalananku

lusinan petang  berlalu
tanpa semburat jingga
karena musim tak selamanya
menyajikan biru langit

jejak yang tertinggal
adalah kenangan
yang menyusup kuyup
ke dalam payau deritaku


garut, 31 desember 2011






Tidak ada komentar:

Posting Komentar