SUPERMOONilalang berhenti menyanyipucuk-pucuk jemari lentiknya terkulaisarat titik embun, membebani hatimenyerupai tangisiringan kabut berlarian dikejar fajarengkau rembulan, tersenyum tipisdalam oranye pucatdiantara langit barat berwarna kelabusungguh,aku ingin menatapmu sejak kemarinkarena sua kita begitu terbatastetapi langitmu menginginkan yang lainmalah menebar rintik , dan sembunyikan rupamu(rindu begitu membelenggu,benamkan aktifitasku dalam lumpur dinginbernama apatis)engkau rembulan,tak reda hasratku untuk mengecupdalam oranye utuhmudiantara warna hitam tanpa sekatdan biru yang terkulum(adakah engkau akan kembali hadir'tuk sekedar memupus rinduku kelak?)Garut , 22 maret 2011
SAAT PUNGGUK RINDUKAN BULAN
wahai bayang yang terlunta
menepilah sejenak dalam mimpiku
pinta pada rembulan sedikit
cahaya
agar siluet-mu bisa kutatap
untuk wujudkan igau jadi gurau
senyuman dalam gulita jadi tawa
dan elegi hari ini jadi nyanyian paling riang
untuk menjemputmu pada kenduri kecil
saat merayakan sua kita
yang selama ini sembunyi
hanya di balik khayal
garut , 14 pebruari 201
PANTAI CIJERUK INDAH
senja menukik di bibir pantai
perlahan ditarik rembulan
yang sejak tadi sembunyi
di balik rembang petang
lembayung enggan berlalu, erat
memeluk ufuk
kelabu menghantu,malam tebarkan
kelam
diiringi desir dan desis sukma
melayang
menyapa hadirku, di hutan sancang
bayang pohonan samar-samar
melintas
dari cahaya obor yang sejenak
tegak
menunjuk langit berjelaga
lantas satu persatu padam
terjilat angin dahsyat malam
mantera ditiupkan ,
ekor cahaya mengibas dalam
kelebat
sambar panas uap dupa dan
kemenyan
dua pawang menari dalam gerak
sakral
meliuk ,
bangunkan sukma. pecahkan sunyi
rintih kecapi
jerit suling
mengawang dalam rajah semesta
undang para leluhur
menjemput sukma yang sedang tidur
pekik arwah yang berhamburan
kikik peri dan siluman
senyapkan jentera, bunuh kehendak
tunduk dalam magis-mu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar