Sabtu, 10 Maret 2012

SAJAK BUAT SAHABAT DAN KERABAT







 
AKU ADALAH IBU BUMI II
                 : masih cerita untuk PP

lindu telah merebut jiwanya
porak poranda dada  digilas senyap
sementara hati berteriak nyaring dalam gemuruh badai
saat dia bercerita, tertawa dan  menangis sendirian
meratap dalam gemawang tanpa sukma
dan kalbuku ikut terbang, berupaya untuk menemaninya
tapi sia-sia…

sekat tipis yang terbentang transparan
memaksaku selekasnya meninggalkan bumi
berusaha untuk mendobrak…
tapi malah tubuh ini yang terluka, tubuhnya juga.
dia tersenyum di dalam sana, entah untuk apa
tanpa menyadari bahwa jiwaku malah berdarah-darah
dan tetap mencari celah agar bisa merogoh jantungnya !


Tuhan,
jika itu bisa…
tatkala kupeluk tubuh kosongnya dalam doa,
kureguk gelisahnya sampai tandas
dan  kutukar kelabu matanya dengan bening mataku
juga obsesinya yang terserak di selasar senja, dengan jiwaku !
lantas  kuhibahkan nyawa untuknya…
namun  itupun tetap sia-sia

geerte, 6 April 2012.
 





AKU ADALAH IBU BUMI I

                                          : cerita untuk pp

dia adalah titipan bumi
sebagian nafasnya terpompa
di bilik kiri jantungku
dan tubuhnya  terbentuk dari telur di rahimku

darah kami adalah senyawa dzat dan anasir
yang mengalir pada hari  kamis pagi
saat matahari menyisiri langit
serta hangatnya meliputi gigir hati

ketika pelangi mencuri separoh jiwanya
aku terbang  ‘ntuk mengejar,  menautkan selendang
ke  pergelangan  para putri kahyangan
agar tak kehilangan  jejak,
namun aku tak kuasa menangkapnya.

dia adalah titipan bumi
sebagian jiwanya yang tertinggal di sini
mengawang di  antara raga  yang tersayat luka
saat kukecup dan kupeluk ,
salju menyelimuti tatapan matanya yang gamang

dia adalah titipan bumi
membangunkanku kembali dini hari tadi
dengan cerita-ceritanya yang berhamburan tanpa titik koma
logika yang  tercacah  oleh buncah obsesi  dan emosi
satu satu mengelupas, sayatannya ikut melukai batinku


dia adalah titipan bumi
pelan-pelan kutidurkan  tanah resah dengan belaian
dan senyuman adalah bungkus tangis yang berkarat
lantas mengapa semuanya kulakukan ?
karena aku adalah ibu bumi…


geerte,  18 maret 2012 -  1.30 AM















PERJALANAN II
                                                  ‘tuk ejaaksara tanpa suara

malam menggelinding seperti kemarin
bak bola-bola yang ujungnya bertali
bisa ditarik,
kemudian dilontarkan esok harinya lagi

tak hentinya kita bermain-main
dalam pola monokrom
untuk mengisi sunyi dan menanggalkan angka
pada kalender yang hurufnya terlihat semakin kabur


garut 17 maret 2012 – 2.44 am








PERJALANAN III

                    Kado kecil untuk ‘mbak Rochmulyat Ishak

Kau tebar  senyuman
setelah sekian lama mengalahkan waktu
menyimpan detik-detik hari kemarin
dalam album tebal berhiaskan kenangan

waktu yang tersisa makin sedikit saja
dapat dihitung lewat jemari lentikmu
tanpa harus menggandakannya
sampai hitungan ke seribu

kau tebar senyuman
untuk terimakasihmu kepada Yang Maha
setelah sekian lama meraup kebahagiaan
dan menyimpannya  jadi kerlip-kerlip bintang

ku tahu,
engkau menyimpan keluh dalam dangkal samudra
tumbuh subur menjadi terumbu
hingga  setiap orang bisa menyelam
nikmati indahnya…

garut,  17 april 2012 – 2. 25 pm





HANYA SATU SOSOK YANG KUCINTA

                                                                                Sajak untuk pp

Aku  mengenalmu sebagai
 bumi
          langit
                    bulan
                              dan
                                   matahari

                                  tapi
                                  aku                       
                                  hanya
                                  mampu
                                  mencintai
                                  sesosok
                                  dari
                                  sekian
                                  split personality-mu


                                  garut – 03 april  2011








TRANCE
                                 sajak buat Sapoe Djagat


kulihat jemarimu gemulai
hanyut dalam tarian magis
imajinasimu
 (kau isi kerontang jiwamu hingga pialamu kosong)

gigil sukmamu menyeruak
tebarkan gelisah, memabukkan...
sementara itu
kau tinggalkan warna-warna berserakan
hampir menutupi nalarmu

(engkau tidak tahu, pialamu leleh
dalam ribuan derajat obsesimu)


garut – 08 maret 2011




 
SAJAK BUAT GINA KUMAYA

tangisku luruh
tanpa sedu,
senyap

engkau memelukku,
harum rambutmu semilir
mengaburkan bau dupa

bisikmu lirih
menyelusup noktah kecil
di sanubariku

"sudahlah....
badai telah lewat"

sehelai daun kering
melepas pelukan
kami  pun terhenyak dengan ringisan

(  bara kesumat  melepuhkan genggaman masa lalu keduanya )

garut – 01 maret 2011 




 
PUISI UNTUK VERA HELWELDERY

engkau adalah danau hening di pagi hari
riakmu lembut
sapa hangat dan senyum
adalah anginmu
kata-kata
adalah airmu
menetes bening
dari bibir hati nan tulus
dan tak pernah mengenal dendam

kutatap engkau dengan intuisiku
auramu adalah kekayaan yang maha
seperti yang terkandung di danaumu
tak terlihat oleh kasat mata
tetapi ada

kubisiki engkau
kuelus rambutmu dengan khayalku
dadamu nampak bergetar, begitu halus
tetapi menularkan goncangan yang hebat di batinku
aku menunduk
tak kuasa untuk bertanya
kenapa kau dekap sendiri biru langitmu

 garut – 09 maret 2011




 
OBSESI YANG TERGILAS

                                      untuk seorang sahabat di Kalisuren

aku terbelenggu
dan tampaknya harus menghentikan semua
memutus keinginanku untuk terbang
mengelilingi langit
menyapa dunia yang begitu tulus menghadiahiku      
cinta kasih

 (ah , sebelah sayapku tiba-tiba saja patah)

 alangkah indah udara yang kuhirup
 jika tanpa sampah polutan di dalamnya
tanpa polimer-polimer yang begitu ganas bersekutu
membentuk komunitas liar bernama karsinogen

 sialnya,  aku malah terperangkap
 dalam gelombang gerakan karsinomas
 yang terus membelah diri
 dan beranak pinak
 hanya dalam hitungan sepersekian detik

  (kulihat sesosok obsesi terkulai
  dengan mata cekung berbalut kulit menghitam
  sisa kemoterapi jiwa)
   
  garut – 11 maret 2011




 
LELAKI  Di JERAT  MALAM

                              Untuk Rypo Art
              
berlari menjemput matahari
menanggalkan selimut kabut
bertelanjang dada
untuk mandi cahaya dan menyerap panasnya
mengikat ultra violet
di bawah kulit yang terpanggang
berupaya pindahkan siang
untuk menjadi rumahnya

garut – 07 mei 2011




 


 
RAYUAN BIRU
                             ‘ntuk Kalisuren ArtSpace

biru memenuhi berlembar-lembar kanvas
mengalihkan celoteh pagi, malam, siang
juga sisa dinihari
di titian menuju langit
bunga-bunga bermekaran
bercengkrama dengan riak telaga
tempat merenung,
melempar asa yang terpenjara
ke cakrawala tanpa batas

kita saling menatap
lewat kaca bening berbayang rasa
saling membaca hati,
berbagi gelak lewat canda , kelakar ataupun cerita
bahkan ada benih-benih kasih bertunas
dan lupa kalau pohon  malah telah menjadi rimbun

hari ini
gulungan kanvas yang terbuka
telah memenuhi  dinding langit
mentari menyingkir
mengamati kami diam-diam di balik awan
nuansa biru mewah terpampang
dalam pameran lukisan akbar bertajuk
“Rayuan Biru”
Di langitmu, langit kita !
Ah,
betapa indah bisa  berbagi cinta

garut – 20 Juni 2011






 
KADO KECIL  BUAT KANG YODAZ

adalah gerak
dari kurva usia yang menanjak
terus merangkak
menapaki senja demi senja
meliputimu

            saat magrib tiba
            lantas menutup tirainya
            menjemput malam dalam buaian
            kusuguhkan doa 
            hanya untukmu wahai sahabat

kuntum melati jatuh
di pangkuan
"selamat berulang tahun..."bisiknya

23 nov 2011




 
DARI SISA PERCAKAPAN SEMALAM

                                                         Untuk nenden Olla

rindu yang mengerak di tubuhnya
adalah juga air mata beku berbalut benci
yang disembunyikan lama , di lemari dingin hati
sambil menunggu  saat yang tepat  tiba
untuk bicara

lontaran serapah adalah sampah dari doa yang tertunda
saat fatamorgana mengiming-imingi  keindahan surgawi
hingga dahaga yang pekat, dipuaskannya dalam sesaat
sementara terik yang memanggang dari kemarau panjang
sedang menjemputnya

wahai …
dzikir, air wudlu yang merembesi pori-pori
juga sujudmu di garba-Nya
adalah jaring-jaring  yang akan menyelamatkanmu
saat kau terpelanting dari mimpi.


Garut, 25 januari 2012.




 
SEPOTONG SAJAK SAAT MENJEMPUT PURNAMA
                                                           : Untuk mas rey

ratusan purnama lewat
entah berapa yang pernah kau tatap
biasanya saat rindu telah melepuh
karena bara yang tak pernah padam
sementara nyalanya tak ingin membakarmu
engkau memilin sepi bersamanya

kelopak usia satu lagi terkulai
lalu tumbuh tunas baru menguncup
tidak tahu akan berhenti di hitungan ke berapa
raga semakin renta
hanya saja tak pernah selaras dengan rasa
yang tak pernah menjadi tua

igauanmu semasih bocah
sepertinya tak pernah berubah
walaupun sekarang telah diberi juga bocah-bocah
namun kenangan selalu memberi senyuman
walau terkadang menjadi sedikit pahit di bibir hati
tetapi semuanya adalah milikmu

ratusan purnama lewat
ketika perahumu kembali melaju
bayangnya berbinar di permukaan samudra
ah, kelak apabila perjalanan telah usai
dan saatnya bersauh tiba
tinggalkan sebait puisi untukku

geerte, 3 pebruari 2012




 

PUISI UNTUK VERA HELWELDERY

engkau adalah danau hening di pagi hari
riakmu lembut
sapa hangat dan senyum
adalah anginmu
kata-kata
adalah airmu
menetes bening
dari bibir hati nan tulus
dan tak pernah mengenal dendam

kutatap engkau dengan intuisiku
auramu adalah kekayaan yang maha
seperti yang terkandung di danaumu
tak terlihat oleh kasat mata
tetapi ada

kubisiki engkau
kuelus rambutmu dengan khayalku
dadamu nampak bergetar, begitu halus
tetapi menularkan goncangan yang hebat di batinku
aku menunduk
tak kuasa untuk bertanya
kenapa kau dekap sendiri biru langitmu

 garut – 09 maret 2011




 
BINTANG TIMUR

                                     Untuk Jeffrey Sumampouw

engkau adalah terang
yang menyisip
diantara jutaan gemintang
pijarmu setia, tergantung di dinding malam
menaburkan pendar-pendar semangat
pada hati yang sembunyi
karena selalu merasa malu
‘ntuk menemui matahari

semesta adalah kanvasmu
dan engkau diberi anugrah
untuk dengan leluasa melukis isi bumi
dengan kecemerlanganmu
laut adalah tintamu
yang tak akan pernah kerontang
untuk menuliskan berjuta puisi
dari sumur inspirasimu


garut – 04 april 2011




 
R.M. KARSOJOEDO

                      persembahan untuk eyang

telusuri jejak
dari cerita yang  tersamar
tentang tanah leluhur
di bumimu,
tak ada pertanda !
namun gelegak darah birumu
mengalir subur
menghidupi  cucu-cicitmu

purworejo - 23 mei  2011




 
KADO ULANG TAHUN UNTUK IBU

                                          dipersembahkan 'ntuk hj. anna suhaena

ketika  kucium kisut pipimu
senyum hangat menawarkan gelisah
redam berbagai kecenderungan
saat  berjudi dengan waktu

usia senja tergambar
memapah khawatirku akan sebuah  kehilangan
namun setidaknya hari ini
sebuah kemenangan ada dalam genggaman
melambungkan asa

engkau kupeluk
desir kasih mengalirkan  getar
sungguh, aku ingin menangis
terharu menyebut
tujuh puluh sembilan tahun usiamu

garut – 06 juni 2011















Tidak ada komentar:

Posting Komentar