TATKALA ENGKAU MENGENANGNYA
laungmu menembus bukit
hingga pucuk-pucuk teh bergetaran
mega mengawang hampa
perlahan berarak ke arah barat
menjauhimu
nanar tatapmu, lelah
menanti sang bidadari
dikembalikan angin dari langit
yang telah mencurinya
saat gelimang cinta meruak
laungmu menembus bukit
memantul dalam gaung berliku
parau tak menyisakan suara
lindap di kisi-kisi jendela
kemudian senyap
RINDU BIRUMU
langit barat membakar sepi
hening memberangus
sekat petang merenda punggung
gunung
sebentar lagi malam
akan menebarkan warna hitam
dan dingin menjemput
tak disertai rembulan
ah,
aku rindu birumu
garut – 25 april 2011
MENAHAN GALAU
Bulan sabit tersenyum tipis di
langit sebelah timur
halimun kuyu,
menutupi hamparan hijau
pucuk-pucuk padi
malu untuk menyapa siang
cericit pipit
sisa suara serangga malam di
kejauhan
burung gagak lewat
puluhan kepinis menukik
seperti sedang membenturkan tubuhnya
ke udara hampa
putus asa
ah,
masih adakah seporsi puisi
buat sarapan pagi ini
setelah semalaman menahan galau
untuk tidak lagi mengingat rupamu
garut, 01 mei 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar