Minggu, 30 Maret 2014

Topeng-Topeng Yulia

Garba Merah 2014
DAW - Karya Yulia Sugiarti Achdris

DAW - Karya Yulia Sugiarti Achdris

DAW - Karya Yulia Sugiarti Achdris

DAW - Karya Yulia Sugiarti Achdris

DAW - Karya Yulia ugiarti Achdris

DAW - Karya Yulia Sugiarti Achdris

DAW -Karya Yulia Sugiarti Achdris

DAW - Karya Yulia ugiarti Achdris

DAW - Karya Yulia Sugiarti Achdris

DAW - Karya Yulia Sugiarti Achdris

DAW - Karya Yulia ugiarti Achdris

Emosi
Karya Yulia ugiarti Achdris

Emosi





EMOSI

hanya diam
pedang paling tajam
yang bisa mengoyak amarah
( logika ditumpulkan... )

Garut, 2 Maret 2014 : 0.32







Rabu, 26 Maret 2014

Catatan Kecil Untuk Nanda Andhipa Dwisatya


           
CATATAN KECIL
 
Untuk nanda Andhipa Dwisatya

( I )

tangan yang mengulur
masihkah bisa bertaut ?
ranting kering patah

sisa bayang-bayang
adalah separoh jiwa
tertelan gelap

savana dalam ilusiku terhampar
jasad yang terisap pasir imaji
menjadikan dunia tersekat

(dia telah menghuni surga)


( II )

dari dalam gelap engkau muncul berselimut halimun,
dingin membalut musim, hening menyenandungkan sepi
hari terasa sembab
( lugu kau berteduh di bawah pohonan meranggas)

"janganlah berlindung di sana,
ranting-ranting sebentar lagi akan patah!"
suara peri memekik, dihembus angin

cobalah menengok, 

di seberang telaga bisa kau buat rumah pohon
tempat engkau tinggal, tumbuh bersama alam
ajak ikan-ikan untuk menemanimu berenang
sebentar lagi matahari akan menjemput dan menggulung kabut !

geerte, 2 nov 2013 - 23:01


(III) 

tonggak keyakinan menyangga batang-batang kering
tunas tumbuh dari doa yang kau siram dengan ketulusan
pucuk-pucuk muda adalah asa yang mengendap
barangkali hanya tertunda sejenak
saat badai sempat merontokkan seluruh kelopak daun

ketika purnama meronakan telaga
kilau keperakan berkerlipan dari rindangmu
bibit yang diambil dan kau tanam di seberang
telah tumbuh dan kelak akan melahirkan tunas baru
seperti juga janji yang ditanam di pelataran sanubarimu

bacaan ayat-ayat suci terus melantun
memayungi hujan rindu kepada Sang Khalik
juga kepadanya yang menghiasi alam firdaus
tempat paling sejuk untuk bersimpuh,
untuk mengadu...

bojongangrek, 6 nov 2013 - 0:06

CATATAN KECIL (IV)
                                                           : 
ketika dulu engkau sempat kuyup diterjang badai rindu
ada tempias ke beranda kalbuku, dingin mengusap nurani
Ingin rasanya berteriak pada lembayung
yang setiap hari menyampirkan selendangnya di pundak senja
berkibaran,  menjulur mendekati jangkauan untuk kuraih,
namun angin selalu  menepis, merenggangkan jarak

engkau masih menggigil dan dengan kekanakan berkata,
bahwa pada suatu saat boleh menyalakan obor-obor
di setiap sudut desa saat selendang senja disembunyikan malam
namun batang-batang kering tak bisa melindungimu
sehingga hujan memadamkan api,
walaupun berkali-kali kau coba

aku lupa telah berapa putaran purnama melintas di atas bubungan atap rumahku
setelah kemudian kutahu,
kau berhasil menghijaukan daun pada pohon yang meranggas
lantas mengambil tunas untuk ditanam di halaman seberang
yang rindangnya bisa buat berteduh dari hujan rindu

(rasa banggaku membumbung ,dan kukecup kening malam)

Geerte, 23 november 2013 - 02.45
Puisi dan Ilustrasi Karya : Yulia Sugiarti Achdris