Rabu, 27 Februari 2013

Garba Merah


GARBA MERAH        
                              
merah geletarkan nadi, gelorakan jantung
bibir gemeretak menahan gejolak
santunmu menisbikan dendam
tak pernah tahu, di tebing licinnya aku pernah terjerembab

segerumbul perdu berusaha menelanku
duri-duri beracun melukai tubuhku, hatiku
luka  lama membuatku kebas
 terperangkap dalam  penjara usia

Inikah dunia ?
 asing  tak kukenal...
pelahan , engkau  menuntunku
ke garba merah kehidupan

membuka simpul-simpul telikung
di pergelangan tanganku yang telah membiru
menyingkap  tingkap pikiranku
menyibak tirai kelambu jiwaku

(kumasih terperangah, dan kembali sembunyi
 di gerumbul perdu yang selama ini memenjarakanku)

garut, 16 maret 2014 – 16:39:27



Cinta Yang Diberhalakan

Ilustrasi by Yulia Sugiarti Achdris - Digital Art /2012


CINTA YANG DIBERHALAKAN

tatkala tangan tak bisa meraba
tubuh tak bisa memeluk
bibir tak bisa mengecup
telinga ditulikan, mulut dibisukan
dimana ada dan tiada telah menjadi samar

ada rasa suka yang terluka
sukma yang terperdaya
mengalahkan senyap, mengelabui rindu
menyusup diantara celah yang terkuak
dalam sekat-sekat nalar tanpa makna

kucoba merengkuh bayang
menebas pilu dengan kelewang rindu
namun cinta yang dulu diberhalakan telah koyak
dan roh yang terlanjur dirogoh,
hanya menyisakan gelap nan mencekam

Garut, 13 nov 2012 -  Studio Proklamasi - Garut Jawa Barat.


Senin, 25 Februari 2013

Dia Yang Mengetuk Gerbang Muara


Ilustrasi by Yulia Sugiarti Achdris


DIA YANG MENGETUK GERBANG MUARA

seperti Tuhan mempertemukan lazuardi langit
serta  lautan pada titik nadir
air tawar mengetuk gerbang muara
tak pernah  memaksa untuk  mengubah
rasa garam di batas samudra seperti dirinya

tanpa pertanyaan juga hitungan logika
kita menikmati mimpi di sini,  sambil berebut kata-kata
dan saling menatap tatkala  satu sama lain akhirnya membisu
karena  sama-sama memberi kesempatan
untuk  lebih dahulu melempar riwayat

riuh ombak, amuk badai, seolah  mereda sesaat
kedamaian menetes bening diantara rinai gerimis
seulas senyum bahagia merekah di bibir pantai
rembulan  menyipit  , sebagai pertanda
pijakan hari masih terbentang, masih leluasa ‘tuk bercerita

kita adalah sosok yang terluka
terhempas,  tunduk atas nasib sendiri-sendiri
lantas siapakah yang berkehendak
hingga  akhirnya  terdampar di pulau senyap, berdua !?
(  Ah, jika saja takdir bisa dipilih dan memilih ... )

Bandung, 07 Pebruari 2013